Dalam perspektif pemasaran, pembelajaran konsumen dianggap sebagai proses
bagi individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan
pemakaian yang mereka terapkan pada perilaku yang akan datang. Proses artinya,
terus menerus berkembang dan berubah karena adanya pengetahuan yang baru
diperoleh atau dari pengalaman yang dialami sendiri.
Beberapa unsur pembelajaran yang sudah disepakati para pakar teori
pembelajaran meliputi: motivasi, isyarat, tanggapan, dan penguatan.
·
Motivasi
Seperti dalam
pembahasan sebelumnya bahwa motivasi digerakkan oleh suatu keadaan tertekan
karena kebutuhan yang belum terpenuhi. Dalam pembelajaran konsumen, motivasi
berfungsi sebagai pemacu pembelajaran yang terus mendorong individu untuk
berusaha memperoleh pengetahuan dan pengalaman pemakaian barang dan jasa.
·
Isyarat (cues)
Merupakan stimuli
yang memberikan arah berbagai motif. Seperti iklan produk/jasa, harga, gaya,
kemasan, penataan toko, dan segala hal yang mampu menarik perhatian motif
seseorang untuk memuaskan kebutuhannya.
·
Respon
Cara konsumen
bereaksi terhadap isyarat/stimuli yang diberikan pemasar akan bergantung pada
pembelajaran sebelumnya. Banyaknya isyarat yang bersaing untuk mendapatkan
perhatian konsumen tidak semua akan direspon namun tergantung mana respon yang
diperkuat sebelumnya.
·
Penguatan
Reinforcement meningkatkan kemungkinan bahwa respon
khusus akan terulang di masa akan datang karena adanya berbagai stimuli khusus,
dan juga sebaliknya.
TEORI PEMBELAJARAN PERILAKU
- Clasical Conditioning
Pengulangan
Pengulangan meningkatkan kekuatan asosiasi antara CS dan UCS dan
memperlambat proses melupakannya. Namun, ada batas tertentu dimana seseorang
malah merasa jemu dengan banyaknya pengulangan/paparan, dan perhatian maupun
ingatan justru akan menurun. Untuk itu pemasar biasanya menerapkan strategi variasi
kosmetik[1]
maupun variasi substantif[2].
Generalisasi Stimulus
Para pakar teori pengondisian klasik menjelaskan bahwa pengondisian
tidak hanya tergantung kepada pengulangan, tetapi juga pada kemampuan untuk
melakukan generalisasi stimulus. Jika generalisasi stimulus tidak bisa
dilakukan, maka tidak banyak pembelajaran yang akan terjadi.
Berdasarkan teori ini pula banyak berkembang berbagai produk tiruan
(me too) yang mengacaukan stimuli yang dilancarkan produk unggulan.
Disamping itu, secara positif generalisasi stimulus dilakukan pemasar dengan
melakukan:
(1) Perluasan lini, produk, dan golongan produk.
(2) Pemakaian family branding.
Ex: Berbagai bentuk produk Yamaha (alat musik, moto, mobil, dll);
(3) Pemberian lisensi.
Ex: Ikon Angry Bird yang disewa banyak produk.
Diskriminasi Stimulus
Lawan dari generalisasi stimulus adalah diskriminasi stimulus yang
dimaksudkan untuk membedakan stimulus yang serupa menjadi stimulus khusus/khas.
Sehingga pemasar akan berusaha membedakan citra maupun identitas produknya
dengan produk pesaing. Ex: Larutan Cap Badak Vs Cap Kaki Tiga, AQUA berusaha
menekankan bahwa “aqua” adalah AQUA.
- Operant Conditioning
Seperti yang kita ketahui bersama, para pakar teori conditioning
respon menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi melalui proses trial and
error, dimana kebiasaan dibentuk sebagai hasil ganjaran yang diterima untuk
respon dan perilaku tertentu.
Baik penguatan positif maupun negatif dapat digunakan untuk menimbulkan
tanggapan yang diinginkan. Jika respon yang dipelajari konsumen tidak lagi
diperkuat, maka akan makin menghilang sampai pada tingkat penghapusan/extinction.
Ada perbedaan mengenai “terhapus” dan “terlupakan”, semisal konsumen yang sudah
lama tidak lewat di kota X sehingga sudah lupa dengan kualitas restoran Y, maka
itu adalah contoh kasus terlupakan dimana lebih dipengaruhi oleh waktu.
Contoh: reinforcement negatif: iklan asuransi jiwa
yang lebih menonjolkan akibat buruknya sebuah kecelakaan.
Urutan Penguatan
a)
Ratio
(fixed/variable), contoh: beli 5 gratis 1,
setiap mencapai jumlah X bonus
b)
Interval
(fixed/variable), contoh: berlangganan selama 1 th --> mendapat asuransi
Sebagai catatan bahwa ternyata sebagian besar
proses pembelajaran juga terjadi melalui proses peragaan atau pengamatan.
Dengan memperhatikan atau mempelajari respon yang timbul pada orang lain,
individu juga melakukan pembelajaran. Hal inilah yang menjadi betapa pentingnya
public figur yang digunakan untuk menyampaikan iklan.
TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF
Dalam teori ini,
pembelajaran yang menjadi ciri khas manusia adalah pemecahan masalah. Tidak
seperti teori perilaku, pembelajaran dalam teori ini menyangkut pengolahan
mental yang kompleks terhadap informasi. Pengolahan informasi berkaitan dengan
kemampuan kognitif konsumen maupun kompleksitas informasi yang akan diolah.
Para konsumen mengolah informasi berdasarkan sifat-sifat, merk, perbandingan
antara merek, atau kombinasi dari semua faktor ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar